Kurikulum terbaru yang lebih akrab
disebut K-13 merupakan kurikulum yang mengajak siswa untuk beraktivitas secara
konkret belajar dengan pendekatan saintifik tetapi tetap memperhatikan konsep
PAIKEM. Implementasi K-13 di kelas-kelas sangat tergantung kepada kemampuan dan
kondisi masing-masing sekolah. Sebuah keniscayaan apabila implementasi ini
dikemas sedemikian rupa, sehingga menarik perhatian sekaligus mencerminkan nilai-nilai
agama sekaligus norma-norma adiluhung yang ada dalam masyarakat.
SD Al Hikmah, jenjang kelas 4 telah selesai melaksanakan
sebuah acara yang merupakan puncak tema dalam K-13 yang memang terbagi dalam
tema-tema yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Acara tersebut oleh ustdz.
Yuniati, selaku koordinator jenjang 4 diberi nama : Gebyar Tematik. Tema
pertama mengangkat topik Indahnya Kebersamaan.
Jadilah acara tersebut dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 September 2014 dengan durasi waktu kurang lebih 2,5 jam mulai pukul 07.30-10.00 bertempat di hall lantai 3. Menurut ustdz. Yuniati tema ini banyak membahas tentang keanekaragaman budaya Indonesia, oleh Karena itu gebyar tematik kali ini diberi judul Dalang cilik nan piawai. Beliau juga menjelaskan dalam pelaksanaan teknisnya siswa memakai baju adat dari seluruh nusantara tetapi tetap menutup aurat, yaitu siswa putra memakai celana panjang dan baju lengan panjang/pendek, sedangkan siswa putri memakai baju adat lengan panjang dan rok panjang dilengkapi dengan kerudung saja atau kerudung berhiaskan mahkota sesuai adat setempat.
Jadilah acara tersebut dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 September 2014 dengan durasi waktu kurang lebih 2,5 jam mulai pukul 07.30-10.00 bertempat di hall lantai 3. Menurut ustdz. Yuniati tema ini banyak membahas tentang keanekaragaman budaya Indonesia, oleh Karena itu gebyar tematik kali ini diberi judul Dalang cilik nan piawai. Beliau juga menjelaskan dalam pelaksanaan teknisnya siswa memakai baju adat dari seluruh nusantara tetapi tetap menutup aurat, yaitu siswa putra memakai celana panjang dan baju lengan panjang/pendek, sedangkan siswa putri memakai baju adat lengan panjang dan rok panjang dilengkapi dengan kerudung saja atau kerudung berhiaskan mahkota sesuai adat setempat.
Acara tersebut dibuka oleh wakil kepala sekolah bidang
kurikulum kelas atas yaitu ust. Halim. Kata beliau sangatlah penting untuk
menghormati dan menghargai berbagai perbedaan di kalangan siswa dan masyarakat,
termasuk adanya perbedaan karena keanekaragaman budaya yang ada. Acara tersebut
tersusun atas penampilan karya siswa, pementasan punakawan, dan makan makanan
khas daerah di kelas yang dibawa oleh siswa. Dengan dipandu oleh ust. Effendi
selaku wali kelas 4B, acara dimulai dengan penampilan dari kelas 4A, yaitu lagu
dan tari dari daerah Madura. Begitu lucu anak laki-laki menyanyikan lagu dalam lirik Madura sambil bergoyang-goyang
mengikuti irama musik dari pulau garam tersebut. Disusul dengan persembahan dari kelas 4D,
dengan konsep medley siswi-siswi ini membawakan 3 lagu yaitu lagu Sajojo dari
daerah Papua, lagu cublek-cublek suweng dari propinsi Jawa Tengah, dan lagu
Dinding Ba Dinding (tari Indang) dari propinsi Sumatera Barat. Dengan penuh
rasa gembira, siswa siswi ini memainkan tangan, kaki, dan kepala mereka
mengikuti irama lagu. Dengan kostum berwarna-warni dari berbagai daerah,
suasana hall menjadi lebih hidup dengan tepukan riuh rendah dari penonton dan
wali murid yang sempat hadir untuk melihat dan mengambil gambar putra putrinya
tampil.
Persembahan berikutnya dari kelas 4B,
yaitu ludruk Sarib Tambak Oso, sebuah kesenian dari daerah Surabaya. Sarib yang
diperankan Farrel tertembak oleh tentara Belanda, tetapi Sarib dapat hidup
kembali setelah dipanggi namanya oleh
emaknya berkali-kali. Dengan sigap Sarib bersama pasukannya yang tak lain
adalah teman-teman seperjuangannya menyerang tentara Belanda, dan kemenangan
diraih oleh Sarib dan pasukannya…. J . Penampilan selanjutnya dari kelas
4E, yang mempersembahkan tiga lagu daerah, yaitu Tokecang dari propinsi Jawa
Barat, Sipatu Kaan dari propinsi Sulawesi Utara, dan Cik-Cik Periuk dari
propinsi Kalimantan Barat. Kali ini juga tak kalah ramainya, tepukan yang keras
datang dari penonton. Disusul oleh persembahan dari kelas 4F dengan menyanyikan
lagu Yamko Rambe Yamko yang berasal dari daerah Papua. Dengan diiringi tepukan
suara botol air mineral di tangan kanan dan kiri masing-masing anak, siswa
putri ini lincah bergoyang rancak mengikuti irama lagu Papua tersebut.
Penampilan siswa ditutup oleh persembahan dari kelas 4C
dengan wayang kulitnya. Jadilah dalang anak-anak, mereka adalah Didan, Paduka,
dan Roza, serta usdz. Ummu sebagai sindennya. Dengan tangkas dan tidak malu-malu,
mereka menggerak-gerakkan wayang kulitnya di depan layar wayang. Dengan
mengangkat kehidupan punakawan ketika masih kecil, dalang cilik ini bercerita
dengan lancar Gareng memperkenalkan
namanya, dan menyapa petruk saudaranya, Bagong muncul terakhir menyapa penonton
dengan tebakannya, kemudian mereka berbincang-bincang seputar belajar, serta kewajiban
sholat dan mengaji. Tepukan riuh rendah dari penonton dan wali murid yang ikut
serta menyaksikan.
Selesai sudah acara pagelaran tematik
di hall dilanjutkan dengan makan makanan khas daerah di kelas bersama guru. Wali kelas dan guru
gelas menjelaskan masing-masing jenis makanan tersebut dan memberikan pemaknaan
kepada anak-anak akan rasa syukur kepada Allah atas rizki yang diberikan. Acara
ditutup dengan foto bersama masing-masing kelas di taman bersama. Purna sudah
acara gebyar tematik tema 1. Sampai berjumpa dengan tema yang kedua bulan
depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar