“Gini lho Ustadz. Kabelnya ditancepin ke situ dulu. Lalu, tombol yang hitam ini di tekan ke atas. Sedangkan tombol itu digeser ke kanan. Nanti setelah agak panas, kita masukkan
roti tawar ini ke dalamnya.” Jelas Rafi dengan penuh semangat kepada Ustadz Alex yang kebetulan ada di dekatnya. Dia pun melanjutkan dengan memasukkan dua roti tawar ke dalam toaster yang dipakainya untuk membuat roti bakar.
“Ini Ustadz. Nanti setelah beberapa saat, dia akan dikeluarkan lagi oleh toaster. Itu atinya roti sudah matang dan siap dibuat roti bakar.” Lanjut Rafi. “Pluk.” Suara toaster mengeluarkan dua roti yang tadi dimasukkan. Dengan pisau yang dibawa, Rafi mengambil roti itu dan menaruhnya dipiring. Dia masukkan dua roti lagi ke alat yang dia pakai itu. Sambil menunggu roti yang kedua panas, Rafi mengolesi roti yang sudah matang dengan selei coklat.
“Bagian ini harus diolesi selei ustadz agar roti terasa enak.”
Acara cooking class yang dilaksanakan oleh kelas IV ini berlangsung sangat meriah. Para siswa menyambut dengan sangat antusias.
“Sangat menyenangkan dan uenak.” Begitu komentar siswa-siswi kelas IV seputar acara cooking class yang dilaksanakan pada Sabtu, 06 Juni 2009.
“Kalau diadakan lagi, aku mau, Ustadz.” Begitu komentar Wima, siswa 4A yang diamini oleh teman-temannya.
“Aku bisa latihan kerjasama dengan teman-teman, terutama ketika memasak.” Begitu komentar Adit, siswa 4C yang kebagian membuat es campur.
Lain lagi dengan komentar Wima. “Kalau sudah belajar memasak gini, aku akan belajar memasak sendiri Ustadz. Jadi, misalnya di meja makan tidak ada masakan, aku akan memasak sendiri. Aku kan sudah bisa”
Menu yang diusung oleh tiap kelas berbeda-beda. Menu ini disesuaikan dengan selera kelas masing-masing. Siswa kelas 4A yang sebagian besar menyukai pisang goreng keju, memilih menu ini sebagai menu utama dalam cooking class. Sebagai minuman, dipilih beberapa jus buah dan es milo. Berbeda dengan 4B. Mereka memilih roti bakar dan sandwich. Sebagai pelepas dahaga, anak 4B memilih jus buah. Begitu juga dengan kelas yang lain. Mereka memilih menu yang mereka favotikan.
Setelah semua masakan jadi, semua anak kelas IV menikmati jerih payah mereka dengan anak yatim piatu dari panti asuhan terdekat. Berbagi kebahagiaan, berbagi cerita, dan bercanda menghiasi indahnya siang itu. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sambil belajar memasak, mereka juga belajar berempati kepada sesama. Mereka juga belajar berbagai. Bahwa masih ada teman-teman mereka yang tidak sebahagia mereka. Selesai acara, para siswa merasa bersyukur masih bisa sekolah di tempat yang baik dan memiliki orang tua yang sangat menyayangi mereka. (amur)
“Ini Ustadz. Nanti setelah beberapa saat, dia akan dikeluarkan lagi oleh toaster. Itu atinya roti sudah matang dan siap dibuat roti bakar.” Lanjut Rafi. “Pluk.” Suara toaster mengeluarkan dua roti yang tadi dimasukkan. Dengan pisau yang dibawa, Rafi mengambil roti itu dan menaruhnya dipiring. Dia masukkan dua roti lagi ke alat yang dia pakai itu. Sambil menunggu roti yang kedua panas, Rafi mengolesi roti yang sudah matang dengan selei coklat.
“Bagian ini harus diolesi selei ustadz agar roti terasa enak.”
Acara cooking class yang dilaksanakan oleh kelas IV ini berlangsung sangat meriah. Para siswa menyambut dengan sangat antusias.
“Sangat menyenangkan dan uenak.” Begitu komentar siswa-siswi kelas IV seputar acara cooking class yang dilaksanakan pada Sabtu, 06 Juni 2009.
“Kalau diadakan lagi, aku mau, Ustadz.” Begitu komentar Wima, siswa 4A yang diamini oleh teman-temannya.
“Aku bisa latihan kerjasama dengan teman-teman, terutama ketika memasak.” Begitu komentar Adit, siswa 4C yang kebagian membuat es campur.
Lain lagi dengan komentar Wima. “Kalau sudah belajar memasak gini, aku akan belajar memasak sendiri Ustadz. Jadi, misalnya di meja makan tidak ada masakan, aku akan memasak sendiri. Aku kan sudah bisa”
Menu yang diusung oleh tiap kelas berbeda-beda. Menu ini disesuaikan dengan selera kelas masing-masing. Siswa kelas 4A yang sebagian besar menyukai pisang goreng keju, memilih menu ini sebagai menu utama dalam cooking class. Sebagai minuman, dipilih beberapa jus buah dan es milo. Berbeda dengan 4B. Mereka memilih roti bakar dan sandwich. Sebagai pelepas dahaga, anak 4B memilih jus buah. Begitu juga dengan kelas yang lain. Mereka memilih menu yang mereka favotikan.
Setelah semua masakan jadi, semua anak kelas IV menikmati jerih payah mereka dengan anak yatim piatu dari panti asuhan terdekat. Berbagi kebahagiaan, berbagi cerita, dan bercanda menghiasi indahnya siang itu. Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui. Sambil belajar memasak, mereka juga belajar berempati kepada sesama. Mereka juga belajar berbagai. Bahwa masih ada teman-teman mereka yang tidak sebahagia mereka. Selesai acara, para siswa merasa bersyukur masih bisa sekolah di tempat yang baik dan memiliki orang tua yang sangat menyayangi mereka. (amur)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar