Visi & Misi

Visi
Menjadikan siswa berakhlak karimah, berprestasi akademik optimal.

Misi
Menjadikan lembaga pendidikan Islam yang layak dan mudah di contoh.

Dengan senantiasa meneladani Rasulullah Saw, mari tingkatkan terus semangat berbudi sekaligus berprestasi internasional

Selasa, 06 April 2010

Wujudkan, Surabaya sebagai Kota Layanan *)

Mohammad Efendi **)


Makin oke saja, layanan kepolisian di mata masyarakat. Kemarin, 26 Maret 2010, bertempat di Taman Bungkul, untuk pertama kalinya digelar Excellence Police Service. Program cerdas ini digagas oleh Kapolwiltabes Surabaya, Kombes Pol Ike Edwin. Lewat ajang ini, beliau ingin menunjukkan kepada masyarakat terkait transparansi kinerja kepolisian dalam melakukan pelayanan. Pada acara ini, Kapolwiltabes mempersilakan kepada masyarakat Surabaya untuk mengadukan masalah mereka, yang terkait dengan tugas kepolisian. Bukan hanya itu, warga Metropolis pun dimanjakan dengan kemudahan pengurusan SKCK, pemberitahuan kegiatan, dan surat keterangan kehilangan. Semua dapat diproses cepat, tuntas saat itu juga. Rencananya, acara ini akan dihelat seminggu sekali.

Bagi warga Surabaya yang sibuk, inilah model layanan yang diidam-idamkan. Layanan yang tidak berbelit-belit, transparan prosesnya, serta cepat tuntasnya. Tak berlebihan kiranya bila dikatakan bahwa kini kepolisian, khususnya jajaran Polwiltabes Surabaya sudah mampu memposisikan diri sebagai mitra dan bagian seutuhnya dari masyarakat. Mereka berhasil mempersempit jarak yang selama ini memisahkan antara mereka dan masyarakat. Selama ini, bukan menjadi rahasia bila sebagian kalangan masyarakat deg-degan bila harus berurusan dengan polisi. Apalagi masuk, melangkahkan kali ke kantor polisi. Karena asumsi yang berada di otak mereka, pasti masalahnya jadi sulit dan ribet. Namun dengan upaya jemput bola yang digelar seperti ini, publik akan merasa mereka sebagai tamu yang diundang oleh polisi. Layaknya tamu, mereka pun yakin akan memperoleh layanan yang maksimal dari tuan rumah. Hingga, rasa khawatir dan deg-degan pun hilang musnah.
Sebenarnya, bukan hanya Polwiltabes Surabaya yang layak dipuji pembenahan layanannya kepada publik Surabaya.  Dinas Pendapatan Daerah pun layak diacungi jempol, lewat program Samsat Drive Thru-nya. Dengan layanan ini, proses pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor tak lagi memaksa orang untuk meluangkan waktu yang lama. Tapi cukup lima menit saja, sama seperti membeli makanan cepat saji. Dari atas kendaraan,  wajib pajak cukup menyerahkan BPKB, STNK, dan KTP asli kepada petugas. Petugas akan langsung mengentri datanya. Lalu, dapat membayar pajak sejumlah yang ditentukan. Hanya itu, beres urusan. Walhasil, sistem ini membuat para calo yang selama ini banyak dikeluhkan keberadaan oleh masayarakat menjadi mati kutu. Kini layanan tersebut dapat dinikmati masayakat di empat tempat: Samsat Surabaya Manyar, Samsat Jembatan Merah Plaza, Samsat Pakuwon, dan Samsat Ahmad Yani. Kabarnya, layanan model ini telah mendatangkan penghargaan dari Kapolri dan Presiden Republik Indonesia.
    Tak hanya itu, kemudahan lain yang dapat dinikmati oleh masyarakat adalah masalah pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan, tagihan listrik dan telepon. Pembayarannya kini cukup dilakukan di ATM. Tak perlu datang ke loket-loket pembayaran yang ditentukan. Sekali lagi, model layanan inilah yang didambakan oleh masyarakat Surabaya yang supersibuk.
    Dengan itu semua, sebagai bagian dari warga Surabaya, bolehlah kita berharap bahwa layanan-layanan berorientasi pada “mudah, cepat, dan transparan” ini bisa menjadi ruh layanan semua instansi di Kota Pahlawan. Karena sesungguhnya, bila hal ini dilakukan, tak hanya menguntungkan publik, tapi juga  menguntungkan instansi terkait. Contohnya pembayaran Pembayaran Pajak Kendaraan bermotor. Dulu, orang enggan datang ke samsat untuk membayar Pajak Kendaraan Bermotor. Sebabnya bukan karena mereka tak punya uang atau tak taat pada peraturan. Namun, sebagian besar dari mereka enggan karena prosesnya yang lama dan banyak calonya. Coba bayangkan, belum lagi wajib pajak melangkah memasuki halaman samsat, langkah mereka dihadang oleh calo-calo yang menawarkan jasanya. Dengan segala upaya,mereka berusaha membujuk wajib pajak untuk menggunakan jasa mereka. Mulai dari kata-kata rayuan, sampai menakut-nakuti wajib pajak dengan berbagai keruwetan yang akan mereka hadapi bila mengurus sendiri.
    Itulah fakta yang dulu terjadi. Bila hal itu terus dibiarkan, bukan hanya menyuburkan kongkalikong antara calo dan petugas, namun juga menurunkan tingkat penerimaan pajak daerah. Dampak yang akan terjadi adalah wajib pajak bertambah, karena jumlah kendaraan bermotor cenderung meningkat tahun demi tahun, namun penerimaan pajak stagnan. Namun, kiranya itu sudah menjadi masa lalu bagi samsat. Dengan adanya layanan yang inovatif, kini membayar Pajak Kendaraan Bermotor sama cepatnya dengan antre di Drive Thru makanan cepat saji Mc. Donald. Salut buat samsat.
    Dambaan terwujudnya Surabaya sebagai Kota Layanan tentu ada di dada setiap warga Kota Pahlawan. Mereka menginginkan segala sesuatu berjalan dengan cepat, tak berbelit-belit, dan transparan. Sejalan dengan ritme aktivitas warga Surabaya yang berdetak kencang. Ini lazim dimiliki oleh kota-kota di mana pun, di dunia ini. Di mana setiap waktu yang mereka miliki mempunyai nilai tersendiri. Oleh karenanya, setiap jam yang berlalu amat berharga jadinya. Dan tentu terlalu berharga bila hanya digunakan untuk duduk termangu-mangu di ruang tunggu suatu instansi, menunggu datangnya layanan yang dibutuhkan. Ya, sudah saatnya Surabaya berkata sayonara pada layanan yang ribet dan tak transparan. Surabaya wajib melaju menjadi kota yang mengutamakan layanan bagi masyarakatnya. Ini sebuah konsekuensi bagi kota yang ingin selalu berbenah menjadi kota yang nyaman bagi penghuninya.
    Di sisi lain, inisiatif layanan excellent yang digagas Kapolwiltabes Surabaya ini juga hendaknya mampu memacu kinerja anggota DPRD Surabaya. Bila kalangan kepolisian saja bisa tampil begitu tanggap dan peduli akan kebutuhan masyarakat, tentu seyogyanya mereka bisa lebih dari itu. Karena keberadaan mereka di dewan adalah sebagai representasi masyarakat Surabaya. Mereka dipilih dan dipercaya oleh warga untuk mewakili seluruh warga Surabaya. Dalam rangkaian kerja wakil rakyat, ada masa reses. Masa di mana mereka turun langsung menjumpai warga kota sebagai konstituennya. Mereka berusaha menyerap aspirasi masyarakat pemilihnya. Dan perlu diketahui, kegiatan ini bukanlah kegiatan yang gratis. Tapi dibiayai oleh kas negara, yang notabene adalah hasil kumpulan pajak rakyat. Dengan itu semua, kiranya para wakil kita bisa lebih peka dalam menyerap aspirasi masyarakat. Dengan kata lain, bisa memberikan layanan excellent, meminjam istilah yang digunakan Pak Kapolwiltabes. Tentu bentuknya tak harus sama dengan Excllent Police Service yang digelar di Taman bungkul. Semangat untuk melayaninya yang harus sama.
    Demikian pula dengan kalangan pemerintahan. Semangat melayaninya harus terus ditingkatkan. Karena keberadaan mereka adalah untuk melayani masyarakat. Layanan yang mudah, ramah, cepat dan transparan amat didambakan oleh warga Metropolis. Misalnya dalam pengurusan KTP dan KK. Sesuai dengan usulan yang disampaikan komisi B tentang penggratisan pengurusan surat kependudukan. Bila ini berlaku, warga Kota Pahlawan tak perlu mengeluarkan uang untuk mengurus KTP dan KK. Namun ini akan tercederai bila prosesnya berbelit dan tidak jadi-jadi. Semoga ini tak terjadi.
    Andaikan semua instansi di Surabaya mampu mewujudkan itu semua, alangkah nyamannya tinggal di Surabaya.  Ayo, kita wujudkan Surabaya sebagai Kota Layanan!

*) dimuat di Jawa Pos, 31 Maret 2010
**) Pendidik di YLPI Al Hikmah Surabaya
      

Tidak ada komentar:

kontak via email : sdalhikmah@gmail.com