Sebagai seorang guru seni lukis saya sering ditanya
sama orang tua bahkan teman saya sendiri selalu bertanya tentang putra putrinya yang selau membuat pemandangan rumah
menjadi sedikit kurang enak dipandang, Wow.. orangtua pasti sangat kesal
dibuatnya karena rumah menjadi kotor dan terkesan berantakan dalam artian
tembok rumah yang penuh dengan coretan pensil crayon, bahkan spidol yang susah
dihapus.
Dan kebetulan yang pernah saya alami sendiri sebagai pengalaman pertama sebagai orang tua yang mempunyai putri yang masih berumur 2 th sudah sangat suka corat coret tembok, baju, almari pokoknya barang-barang yang dekat dengan dia seakan tidak terlewatkan oleh coretan-coretan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa anak akan selalu melihat dan meniru apa yang orang lakukan saat kita menulis dia akan meminta pensil atau bolpoint untuk mencoba menulis. Kesalahan yang sering kita lakukan adalah selalu melarang ketika anak itu mulai corat-coret apalagi yang dicorat coret tembok. Kebanyakan orang tua selalu bilang ustad tembok rumahku itu wes gak rupo-rupo sek tas dicat muncul lagi coretan-coretan selalu .dan kabanyakan kita sebagai orang tua tanpa sadar hampir selalu keluar kata-kata “eh jangan corat-coret nak! Bahkan mengancam “awas corat-coret.
Dalam bahasa seni rupa anak ketika kita melarang anak juga harus dengan bahasa yang halus dan selalu memuji atas hasil ekpresi coretannya dan memberikan solusi dimna tempat berekspresi, menjadi orang tua harus sedikit bersabar yang nanti pada akhirnya anak akan mengerti seharusnya kita kalau ingin mengambar atau bahasa anak yang masih dibawah 5 tahun gambar corat- coret yang bentuknya tadak karuan. karena mereka masih menggunakan bahasa simbol misalkan ada segitiga kecil maksudnya ini gambar rumah, ada lingkaran kecil ada titik dua ini aku, ini gambar ayah , ini mama. bersyukurlah jika anak kita bisa mengeluarkan ekpresinya dari dia melihat atau menangkap apa yang mereka lihat untuk diungkapkan dalam bentuk gambar dengan visual yang belum sempurna
Dan kebetulan yang pernah saya alami sendiri sebagai pengalaman pertama sebagai orang tua yang mempunyai putri yang masih berumur 2 th sudah sangat suka corat coret tembok, baju, almari pokoknya barang-barang yang dekat dengan dia seakan tidak terlewatkan oleh coretan-coretan. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa anak akan selalu melihat dan meniru apa yang orang lakukan saat kita menulis dia akan meminta pensil atau bolpoint untuk mencoba menulis. Kesalahan yang sering kita lakukan adalah selalu melarang ketika anak itu mulai corat-coret apalagi yang dicorat coret tembok. Kebanyakan orang tua selalu bilang ustad tembok rumahku itu wes gak rupo-rupo sek tas dicat muncul lagi coretan-coretan selalu .dan kabanyakan kita sebagai orang tua tanpa sadar hampir selalu keluar kata-kata “eh jangan corat-coret nak! Bahkan mengancam “awas corat-coret.
Dalam bahasa seni rupa anak ketika kita melarang anak juga harus dengan bahasa yang halus dan selalu memuji atas hasil ekpresi coretannya dan memberikan solusi dimna tempat berekspresi, menjadi orang tua harus sedikit bersabar yang nanti pada akhirnya anak akan mengerti seharusnya kita kalau ingin mengambar atau bahasa anak yang masih dibawah 5 tahun gambar corat- coret yang bentuknya tadak karuan. karena mereka masih menggunakan bahasa simbol misalkan ada segitiga kecil maksudnya ini gambar rumah, ada lingkaran kecil ada titik dua ini aku, ini gambar ayah , ini mama. bersyukurlah jika anak kita bisa mengeluarkan ekpresinya dari dia melihat atau menangkap apa yang mereka lihat untuk diungkapkan dalam bentuk gambar dengan visual yang belum sempurna
Pada dasarnya aktifitas ini berkaitan dengan perkembangan
motorik halus anak. Anak mulai mengembangkan kemampuannya melakukan gerakan
yang nantinya mengarah pada kemampuan anak menulis. Anak akan menuangkan
kemampuannya atau kreasinya disembarang tempat. Corat-coret juga merupakan
bentuk kreatifitas yang mengekspresikan perasaan maupun pikirannya.
Solusi yang dapat dilakukan oleh orangtua :
1. Orang tua tidak perlu melarang anak corat coret. Sebab, melarang anak melakukan aksi corat coreTtersebut justru akan merugikan karena akan menghambat kreativitas, spontanitas dan keberanian anak untuk berekspresi. Disamping itu, corat coret dapat mengasah kemampuan motorik halus anak. Hanya saja, orangtua perlu membatasi, dimana anak boleh corat coret dan dimana saja tidak boleh corat coret. Agar kreatifitas anak dapat tersalurkan, orangtua dapat membeli alat tulis, perlengkapan melukis atau papan tulis, lalu arahkan anak untuk corat coret di media tersebut.
2. Memberikan hadiah atau reward ketika anak menunjukkan sikap tertib mau corat coret pada media yang telah disediakan. Dan jangan lupa memberikan teguran bila anak tetap senang corat coret di tembok
3. Dapat juga dengan melibatkan anak untuk membersihkan sendiri barang atau tempat yang telah dicoret coretinya. Dengan begitu anak akan melihat bagaimana kerja keras orangtua sekaligus merasakan sendiri betapa capeknya jika harus membersihkan sesuatu yang telah dikotorinya.
Solusi yang dapat dilakukan oleh orangtua :
1. Orang tua tidak perlu melarang anak corat coret. Sebab, melarang anak melakukan aksi corat coreTtersebut justru akan merugikan karena akan menghambat kreativitas, spontanitas dan keberanian anak untuk berekspresi. Disamping itu, corat coret dapat mengasah kemampuan motorik halus anak. Hanya saja, orangtua perlu membatasi, dimana anak boleh corat coret dan dimana saja tidak boleh corat coret. Agar kreatifitas anak dapat tersalurkan, orangtua dapat membeli alat tulis, perlengkapan melukis atau papan tulis, lalu arahkan anak untuk corat coret di media tersebut.
2. Memberikan hadiah atau reward ketika anak menunjukkan sikap tertib mau corat coret pada media yang telah disediakan. Dan jangan lupa memberikan teguran bila anak tetap senang corat coret di tembok
3. Dapat juga dengan melibatkan anak untuk membersihkan sendiri barang atau tempat yang telah dicoret coretinya. Dengan begitu anak akan melihat bagaimana kerja keras orangtua sekaligus merasakan sendiri betapa capeknya jika harus membersihkan sesuatu yang telah dikotorinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar